Senin, 06 Januari 2020

Sejarah Perkembangan Tari Piring





 Tari piring merupakan salah satu tarian khas Indonesia yang sangat unik karena saat menarikannya para penarinya akan membawa piring di kedua tangan. Meskipun sangat terkenal, namun sayangnya tidak banyak dari kita yang mengenal sejarah asal usul tari piring. Hal ini sangat disayangkan terutama karena tari piriang ini merupakan seni tradisional dari Minangkabau yang harus terus dipertahankan.

Menggunakan piring

 Pada zaman dahulu saat rakyat minang masih menyembah dewa-dewa, mereka percaya bahwa dewa sudah memberikan kepada rakyat hasil panen yang melimpah serta melindungi mereka dari mara bahaya. Sebab itu gadis penari akan memberikan hasil panen mereka pada dewa yang ditaruh diatas piring.


 Mereka akan mengenakan pakaian adat yang cantik serta berperilaku lemah lembut guna menghadap pada dewa. Sesaji tersebut dibawa kehadapan dewa sambil menari dengan meliuk-liukkan piring untuk menunjukkan kemampuan mereka. Inilah awal mula terciptanya tarian yang disinyalir telah dilakukan sejak 800 tahun yang lalu.

 Tari ini bahkan terus berkembang pada zaman pemerintahan Sriwijaya, yang membuatnya sangat dikenal di seluruh wilayah Sumatra Barat. Namun setelah kerajaan tersebut takluk oleh Kerajaan Majapahit pada abat ke-16 maka beberapa penari pun ikut pindah ke melayu sebagai pengungsi dari Sriwijaya.

 Mereka tiba di Malaysia serta Brunei Darusalam yang memiliki latar budaya berbeda dengan budaya di minang, karena itulah tarian piring yang berada di daerah tersebut kemudian berubah karena mereka harus mengikuti adat dari melayu sehingga terjadi sejarah asal usul tari piring di daerah melayu.

 Di Minang sendiri terjadi perubahan yang sangat drastis pada tari piring. Terlebih setelah terdapat agama Islam yang diusung oleh Kerajaan Majapahit membuat persembahan pada dewa tidak lagi dibutuhkan. Selanjutnya tari piring justru menjadi tarian yang dipersembahkan pada raja maupun pejabat penting sebagai hiburan pada acara khusus di kerajaan.

 Namun karena tarian ini semakin popular di kalangan rakyat minang, maka rakyat pun melakukan tarian yang sama pada acara-acara rakyat. Dengan perkembangannya sebagai tarian persembahan untuk menghibur raja dan tamu, maka tari ini juga digunakan sebagai persembahan dalam acara pernikahan dimana sepasang mempelai dianggap sebagai raja dan ratu sehari.

Ciri khas dari tari piring

 Seperti kita ketahui, piring tersebut awalnya digunakan untuk membawa sesaji pada dewa, maka pada zaman dahulu akan banyak makanan yang ditaruh pada piring yang dibawa para penari. Namun karena sesaji sudah tidak diperbolehkan lagi, maka piring tidak akan diisi apa-apa, tetapi ada pula beberapa versi tari piring yang menambahkan lilin menyala yang ditempelkan pada permukaan piring untuk membuat tarian tersebut menjadi lebih menarik. Sesuai sejarah asal usul tari piring tarian ini hanya boleh ditarikan jika jumlah penarinya dalam angka ganjil mulai dari satu, tiga, tujuh, maupun Sembilan. Biasanya tarian sendiri ditarikan selama kurang lebih sepuluh menit hingga paling lama lima belas menit karena di dalamnya juga terdapat ritual sembah pada raja atau pengantin yang dilakukan sebelum maupun sesudah tarian berakhir.

 Penari harus mengenakan pakaian yang indah terutama dalam warna merah menyala dan corak emas yang dipercaya sebagai warna keberuntungan dan kekayaan. Untuk musiknya tarian piring ini harus awalnya diiringi dengan menggunakan alat musik tradisional rebana dan gong saja. Namun seiring dengan perkembangannya yang menuntut agar musik yang dimainkan harus semakin menarik maka Saluang yaitu alat musik yang terbuat dari bambu, gendang serta Talempong yaitu alat musik pukul dari kuningan, digunakan untuk menambah dinamikanya.

Urutan pembawaan 

 Tari akan dimulai setelah pemusik memukul gong untuk memberi tanda, kemudian penari akan masuk ke dalam arena dengan memberi sembah pada raja atau pengantin sebanyak tiga kali sebagai tanda penghormatan mereka.

 Selanjutnya tarian dimulai dengan meliuk-liukkan piring ke kanan dan kiri sesuai dengan hentakan musik dalam gerakan dinamis yang cepat, namun piring tetap tidak boleh lepas dari genggaman. Jika sampai piring terlepas maka penarinya akan menerima rasa malu yang luar biasa terutama dari masyarakat adat minang sendirin.

 Gerakan tarian ada yang mengambil dari gerakan silat tradisional dari Minangkabau, terutama untuk tarian yang ditarikan oleh laki-laki. Piring yang dibawa juga saling ditumbukkan satu sama lain agar muncul dentingan yang indah, namun kadang penari juga mengenakan cincin pada kedua jari tengahnya untuk menghasilkan bunyi dentingan tersebut.

 Terdapat piring dilantai yang sudah disusun dengan khusus yang mengarah menuju ke hadapan pengantin. Penari kemudian menginjak susunan piring tersebut dengan hati-hati sehingga tidak ada yang terlewat. Setelah sampai ke ujung susunan di hadapan pengantin, kemudian penari akan bergerak mundur dengan langkah tetap menginjak susunan piring tadi.

 Namun penari tidak boleh sekali-kali menunjukkan punggungnya pada pengantin. Setelah penari berhasil kembali ke posisi awalnya dengan mengikuti susunan piring maka mereka kembali melakukan sembah penutupan pada pengantin sebanyak tiga kali.

 Pada tarian piring yang lebih extrem piring akan dilemparkan ke lantai untuk dipecahkan dan tarian dilanjutkan dengan penari yang menari di atas piring yang pecah tadi. Namun ajaibnya para penari tersebut terus menari tanpa merasa kesakitan ataupun terluka akibat pecahan piring yang mereka injak tadi. Hal ini kemudian menjadi salah satu keunikan yang membuat sejarah asal usul tari piring semakin terkenal.

Pralatan Tari Topeng




 Properti Tari Topeng adalah alat dan hiasan yang digunakan penari topeng saat naik pentas. Properti ini menghiasi seluruh tubuh penari, mulai dari kepala hingga kaki.Properti Tari Topeng yang utama adalah topeng. Tiap tari topeng memiliki pakem ekspresi wajah topeng tersendiri. Ada yang menggambarkan sosok jenaka hingga menggambarkan ekspresi sosok kesatria.

 Tari Topeng sendiri merupakan tarian tradisional yang memakai topeng sebagai properti utamanya. Hampir setiap daerah memiliki tari topengnya masing masing. Seperti tari topeng dayak dari suku dayak Modang di wilayah kalimantan, Tari topeng reog dan tari topeng cirebon.Berikut ini 16 properti yang sering digunakan dalam pentas tari topeng. 


1. Topeng

 Topeng merupakan properti utama dalam tari topeng. Topeng yang digunakan dalam tarian ini beraneka ragam dan variasi sesuai dengan daerah asal tari topeng tersebut.Ada dua cara untuk menempelkan topeng ke wajah penari, yang pertama adalah dengan mengigit semacam kayu yang ada di dalam topeng menggunakan mulut dan yang kedua menggunakan tali karet yang melingkari kepala belakang penari. Model yang kedua ini merupakan jenis yang umum digunakan oleh penari topeng.Bahan topeng yang digunakan juga bervariasi mulai dari kayu hingga plastik, namun biasanya dalam tarian tradisional topeng berbahan kayu yang paling sering digunakan.Jenis jenis ekpresi wajah topeng juga beragam sesuai kebutuhan tarian.

2. Anting 

 Anting merupakan properti alternatif yang bisa dipakai ataupun tidak dipakai, sesuai kebutuhan penari. Jenin jenis anting dalam tari topeng pun beragam, ada yang panjang dengan bandul warna warni ada juga yang pendek dan sederhana.

3. Gelang Kaki

 Gelang kaki merupakan aksesoris yang menempel dipergelangan kaki penari. Tiap daerah memiliki aksesoris gelang kaki yang berbeda beda, ada yang terbuat dari logam ada juga yang dibuat dari tali benang dan dihiasi oleh bandul warna warni.

4. Sumping 

 Sumping merupakan aksesoris yang dipakai pada bagian atas telinga, baik yang kiri maupun yang kanan. Sumping biasnya memiliki warna keemasan. Sumping ini juga sering digunakan oleh pemain wayang wong.

5. Baju Lengan Pendek 

 Baju ini mempunyai warna mencolok dengan berbagai macam hiasan. Salah satu alasan kenapa penari topeng menggunakan baju lengan pendek adalah karena dalam tari topeng, gerakan utama tarian ini ada pada tangan, sehingga dicarilah properti tari yang dapat memudahkan gerak tangan sang penari.

6. Mongkron 

 Mongkron merupakan penutup pada bagian dada penari. Mongkron biasanya dipenuhi dengan berbagai macam hiasan bordir. Ragam motif dan corak yang menghiasi mongkron bergantung pada budaya lokal setempat. Seperti kita tahu bahwa setiap daerah memiliki ragam corak yang berbeda satu dengan lainnya.

7. Sampur 

 Sampur merupakan kain dengan ukuran panjang yang dipakai di bagian leher penari. Penari tari topeng juga menggunakan sampur untuk menambah kesan gemulai saat melakukan gerak tari. Cara menggunakan sampur adalah dengan menjepit ujung sampur menggunakan jari telunjuk dan jari tengah sehingga kain sampur dapat ikut bergerak saat penari menggerakkan jarinya.

8. Celana Sepertiga 

 Celana sepertiga merupakan celana panjang yang panjangnya dibawah lutut, namun diatas mata kaki. Celana jenis ini dipilih sebagai properti tarian karena memudahkan gerak kaki penari.

9. Ikat Pinggang

 Ikat pinggang yang digunakan biasanya memiliki bentuk dan warna yang beragam, Penggunaan ikat pinggang ini selain bertujuan untuk menahan agar pakaian yang dikenakan tidak melorot saat penari menari juga sebagai hiasan.

10. Gelang Tangan

 Gelang tangan pada penari topeng tidak hanya terbuat dari logam, namun juga bisa terbuat dari kertas warna keemasan sebagai pengganti emas Asli. Penggunaan kertas untuk mengganti logam emas ini biasanya dilakukan untuk menekan biaya pengeluaran.

11. Selendang 

 Salah satu tari topeng yang menggunakan selendang adalah tari topeng cirebonan. Selendang yang digunakan umumnya ada yang polos ada juga yang memiliki motif batik lokal sesuai darimana tari topeng tersebut berasal.

12. Keris 

 Tidak semua tari topeng menggunakan keris, namun sebagian ada yang menggunakan keris sebagai propertinya. Misalnya dalam tari kesatriya dari cirebon, pada bagian belakang penari terselip sebuah keris. Keris ini perlambang status kebangsawanan dan kesatria.

13. Mahkota Kembang 

 Mahkota kermbang merupakan nama aksesoris mahkota warna warni yang ada di atas kepala penari tari topeng betawi. Tidak semua penari topeng menggunakan mahkota kembang, hanya tarian topeng betawi saja yang menggunakan properti ini.

14. Stagen 

 Stagen adalah kain yang digunakan untuk melilit pinggang dan memiliki fungsi seperti ikat pinggang. Stagen biasanya dibuat dari kain tanpa motif dan dipakai sesuai kebutuhan penari jika dirasa penggunaan ikat pinggang menggangu gerak penari.

15. Ronce Bunga 

 Ronce bunga atau untaian bunga yang disusun menjadi anting panjang ini biasanya digunakan dalam pementasan tari topeng cirebon. Bunga yang digunakan biasanya bunga melati atau diganti dengan bandul warna merah atau kuning.

16. Aksesoris Tambahan

Tari Tradisional Brebes Jawa Tengah




 Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo, dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan.

 Cukup sulit mengidentifikasi kesenian tari khas Brebes, karena memang keberadaan wilayah atau letak geografis Brebes yang ada diperbatasan, antara Sunda dan Banyumasan. Meski demikian, hasil akulturasi dan asimilasi kebudaayan dan kesenian tari yang berada di Jawa Barat seperti burok dan tari topeng dengan sentuhan aroma Brebes, disepakati sebagai kesenian khas Brebes. Semua kesenian tari merupakan hasil refleksi yang dinamis dari kesenian yang masuk ke Brebes. Biasanya terintegral dalam kegiatan adat, apalagi tidak ada kebudayaan yang manunggal.

  • Tari Topeng Brebes


 Tari Topeng Brebes merupakan jenis tari topeng yang berkembang di wilayah Kabupaten Brebes khususnya berkembang di Kecamatan Losari yang terdapat pengaruh dari kebudayaan di wilayah Cirebon Jawa Barat. Tari topeng Brebes menceritakan legenda Joko Bluwo, seorang pemuda petani desa yang berwajah buruk rupa berkeinginan untuk mempersunting putri raja yang cantik jelita bernama Putri Candra Kirana. Dikisahkan, keinginan Joko Bluwo akhirnya dikabulkan sang raja, setelah Joko Bluwo memenuhi syarat yang diajukan Raja. Namun, di tengah pesta pernikahan, seorang raja dari kaum raksasa yang juga berkeinginan menikahi putri Candra Kirana datang dan membuat kekacauan. Dia mengajak bertarung pada Joko Bluwo untuk memperebutkan sang putri. Joko Bluwo akhirnya berhasil mengalahkan raja raksasa dan hidup bahagia bersama putri Candra Kirana.


  • Tari Sinok


 Merupakan salah satu seni tari khas asal Brebes yang diciptakan oleh Suparyanto dari Dewan Kesenian Kabupaten Brebes yang menggambarkan perempuan yang cantik, luwes dan treingginas. Tarian Topeng Sinok, menceritakan tentang perempuan Brebes, yang pada umumnya mereka merupakan adalah wanita pekerja keras. Kecantikan, keluwesan, dan kenggunannya tak mengurangi kecintaan mereka pada alam dan pekerjaannya sebagai petani. Tari yang merupakan paduan bentuk seni Cirebon, Banyumas dan Surakarta tersebut, seolah hendak mengatakan bahwa perempuan daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat ini bukanlah pribadi yang manja, cengeng, dan malas.


  • Tari Reog Banjarharjo



 Tari Reog Banjarharjo adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di wilayah tengah Kabupaten Brebes tepatnya di Kecamatan Banjarharjo yang nyaris punah. Berbeda dengan reog yang selama kita kenal dari Ponorogo, Jawa Timur.

 Dalam pertunjukan Reog Ponorogo ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa Barong”, raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa. Tapi reog asal Brebes, dimainkan dua orang bertopeng. Reog Banjarharjo dimainkan oleh dua orang, satu orang ditokohkan sebagai orang yang baik, dan satunya berwatak jahat.

 Tokoh yang baik mengenakan topeng pentul, dan yang jahat barongan. Dua lakon ini bertarung ketika pertunjukan berlangsung. Ceriteranya mengisahkan seputar mahluk halus yang menghuni sebuah tempat atau rumah. Manakala rumah itu akan ditempati, pentul datang untuk mengusir mahluk halus (barongan). Keduanya biasanya bertarung lebih dulu, sampai akhirnya dimenangkan pentul.

 Untuk memeriahkan atraksi dua tokoh itu, diiringi musik yang dimainkan tujuh orang satu juru kawi atau sinden. Yaitu, empat orang membawa tetabuhan seperti kendang yang digendong di depan, satu orang memainkan terompet, gong dan satu lagi kecrek. Tetabuhan kendang dipukul dengan tongkat, sambil menari mengikuti irama musik.


  • Kuda Lumping


 Kuda lumping merupakan tari-tarian yang menggunakan alat bantu berupa kuda yang terbuat dari lumping (kulit hewan) atau sejenisnya. Kuda lumping ini, selain yang hanya berupa tari-tarian, ada juga yang dicampur dengan budaya mistis. Di mana pemain kuda lumping, dengan dibantu seorang pawang, akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Seperti makan pecahan kaca dan paku, maka padi yang masih ada kulitnya, mengupas kelapa dengan mulut dan atraksi-atraksi lainnya.

 Kuda lumping ini juga diiringi musik tradisional, yang membuat suasan menjadi menyenangkan. Biasanya, atraksi kuda lumping ini juga diikuti dengan barongan, topeng yang berbentuk menyeramkan dengan mulut yang lebar. Di dalamnya ada orang yang bermain barongan, biasanya sambil membuka dan menutup mulutnya yang lebar, istilahnya caplok.

  • Tari Ronggeng Kaligua
T

 Merupakan tradisi yang dilakukan saat ulang tahun PTPN IX Kaligua. Dalam ulang tahun itu, selalu ditampilkan tarian ronggeng. Di mana tarian ronggeng ini, dulunya saat perkebunan Kaligua didirikan, dimaksudkan untuk menghibur para pekerja. Sehingga para pekerja waktu itu, tidak bosan dan malas-malasan dalam bekerja, karena sudah dihibur dengan tarian ronggeng.

Seni Tari Topeng Betawi





 Tari Topeng Betawi adalah tarian yang dibawakan saat pementasan teater rakyat Topeng Betawi, seni pertunjukan tradisional yang terdiri dari tari, musik, nyanyi, bebodoran (lawak), dan lakon (drama). Kesenian ini berkembang di wilayah komunitas Betawi Pinggir (Betawi Ora), mengangkat kehidupan masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk gerak tari dan lakon. Tema pementasan Topeng Betawi mempengaruhi gerakan tarian karena tari Topeng Betawi sifatnya teatrikal, dimana dalam gerakan tari mengandung pesan yang hendak disampaikan. Tari Topeng Betawi awalnya di pentaskan secara berkeliling oleh para seniman. Mereka biasanya di undang sebagai pengisi hiburan dalam acara pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya. Masyarakat Betawi dahulu mempercayai bahwa tarian Topeng Betawi bisa menjauhkan diri dari mara bahaya atau petaka. Namun seiring perubahan jaman kepercayaan itu mulai luntur, dan tari Topeng Betawi hanya berfungsi sebagai hiburan semata dalam hajatan atau acara adat lainnya.

 Pentas Topeng Betawi saat ini terbagi menjadi beberapa segmen, diawali dengan permainan musik instrumentalia yang disebut “tetalu”. Setelah tetalu berakhir, tampil para penari Kangaji yaitu tarian dasar atau tarian pembelajaran bagi anak-anak yang ingin belajar tari Topeng Betawi. Usai tari Kangaji, seiring lagu langgam sari, muncul seorang penari perempuan yang disebut “ronggeng” topeng membawakan tarian Topeng Tunggal. Urutan berikutnya adalah Lipet Gandes yang merupakan kombinasi tari dan lawakan, karena setelah tarian selesai muncul seorang “bodor” atau pelawak yang mengajak si penari berdialog dan belajar menari dengan gaya yang lucu. Setelah tari Lipet Gandes selesai langsung disambung tari Enjot-enjotan yang dibawakan secara berpasangan perempuan dan laki-laki. Lagu-lagu pengiring tarian di antaranya ailo, enjot-enjotan, dan lipet gandes, yang kebanyakan berirama Sunda. Setelah tari Enjot-enjotan pertunjukan diakhiri dengan segmen lawakan yang ceritanya sederhana dalam durasi yang lebih singkat hingga pementasan topeng Betawi tidak berlangsung semalam suntuk seperti dahulu.

 Gerakan Tari Topeng mengandalkan gerak tangan, pinggul, dan ketahanan kaki. Para penari menurunkan badan mereka sehingga ketahanan kaki sangat diperlukan. Tangan pun harus lentur dan luwes karena gerakan-gerakannya selalu menyertakan gerakan atau putaran pada bagian tangan mereka. Gerakan pinggul yang sedikit erotik seakan menggoda para penonton untuk berteriak. Respon meriah dari penonton hanya didapat jika para penarinya piawai dalam membawakan tarian. Tidak mudah untuk menjadi seorang penari topeng dalam pentas Topeng Betawi. Setiap penari Topeng tanpa kecuali harus memiliki tiga syarat untuk dapat membawakan tari Topeng dengan baik, yaitu :
  1.   Gandes, artinya lemah gemulai, 
  2.  Ajer, artinya ceria atau riang, maksudnya apapun yang terjadi sang ronggeng tidak boleh   terlihat sedih atau murung, 
  3.  Penari harus bisa menari lepas, lincah tanpa beban.
 Kostum yang di gunakan penari Topeng Betawi tergantung pada tema yang akan dipentaskan, namun tidak lepas dari busana khas Betawi. Penari lelaki biasanya menggunakan pakaian hitam, kaos oblong, celana panjang, sarung, dan dilengkapi peci atau ikat kepala. Penari perempuan menggunakan kebaya dan kain batik Betawi yang di lengkapi dengan penutup dada (toka-toka), ikat pinggang logam (pending) untuk mengaitkan selendang (kewer), penutup perut (amprang), dan penutup panggul (andong). Bagian kepala memakai penutup kepala warna-warni yang biasa di sebut dengan kembang topeng. Penari Lipet Gandes dilengkapi kipas besar untuk menutupi wajah saat berdialog dengan “bodor” (pelawak) atau saat menyanyi. Penari Topeng Tunggal dilengkapi tiga buah topeng yang akan dikenakannya saat menari, dengan cara menggigit pegangan topeng di bagian belakang agar topeng menempel di wajah.

 Seiring perkembangan waktu, tari Topeng khas Betawi memiliki banyak variasi, dan bisa dibawakan lepas dari pertunjukan Topeng Betawi. Setelah tari Topeng Tunggal, lahir tari-tarian yang masuk ke dalam rumpun tari Topeng lainnya, tetapi meskipun masuk kedalam rumpun tari Topeng, hanya tari Topeng Tunggal yang menggunakan properti topeng atau kedok dalam penyajian tariannya. Beberapa variasi tari Topeng Betawi antara lain Lipet Gandes, Topeng Tunggal, Enjot-enjotan, Gegot, Topeng Cantik, Topeng Putri, Topeng Ekspresi, dan Kang Aji. Sementara tari kreasi baru yang mendapat inspirasi dari tari Topeng antara lain Ngarojeng, Doger Amprok, Gitek Balen, Kembang Lambang Sari, Nandak Ganjen, dan Topeng Sengget.

Tari Topeng Malangan



 Negara kita Indonesia tercinta ini merupakan salah satu negara yang terdiri atas beragam suku dan budaya dari Sabang samapi Merauke. Oleh karena hal tersebutlah negara kita juga memiliki beragam seni dan tari yang berbeda – beda dari setiap suku dan budayanya yang menjadikan Indonesia kita tercinta ini semkain kaya di mata dunia sebab memiliki budaya Indonesia yang mendunia. 

 Dan oleh sebab itu sobat, kita sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya berbangga akan kekayaan yang negara kita miliki ya sobat, dan oleh karena hal itu pulalah kita harus bisa melestarikan serat mewariskan budaya tersebut agar tetap melegenda di negara kita. Setuju ya sobat. 

 Oke sobat semua, pada kesempatan kali ini kita akan membahas salah satu dari budaya yang beragam tersebut, yakni mengenai tari Topeng Malangan yang merupakan contoh tari kreasi. Tentunya sobat semua sudah pernah mendengar jenis tari yang satu ini ya sobat, namun untuk informasi selengkapnya, yuk langsung saja kita simak ulasan berikut ini dengan seksama.
  • Asal Muasal Tari Topeng Malangan 
 Adapun tari topeng malangan ini merupakan sebuah pertunjukan kesenian tari, dimana semua pamerannya atau penarinya menggunakan topeng yang khas. Kesenian ini merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Malang, Jawa Timur jadi sesuai dengan namanya ya sobat “ Tari Malangan. 

 Tari topeng malangan ini hampir sama dengan “ Wayang Wong “ , namun yang membedakannya adalah pamerannya atau penarinya menggunakan topeng dan cerita yang sering dibawakan melalui cerita panji atau sebagai contoh seni teater. 
  •  Kostum Tari Topeng Malangan 
 Sesuai dengan namanya, semua para penari atau pameran dari kesenian yang satu ini menggunakan Topeng yang khas, selain itu dipadupandakan dengan kemben yang berwarna hitam yang memanjang sampi ke kaki serta tidak lupa menggunakan selendang berwarna kuning yang di kalungkan di leher para pamerannya. 

 Sedangkan untuk warna topengnya sendiri berjenis – jenis sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Selain itu, para pameran dari tari topeng malangan ini juga menggunakan mahkota bak seorang ratu, yang menambah nilai seni dan keanggunan para penari atau pamerannya. Ingin mencoba sobat? Silahkan berkunjung ke Malang, Jawa Timur ya. 
  •  Pertunjukan Tari Topeng Malangan 
 Dalam pertunjukan tari topeng malangan ini, biasanya dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertaa, dilakakn Gending Giro, yaitu iringan musik gamelan yang dilakukan okeh “ pengrawit “ untuk meandakan prosesi pertunjukan akan dimulai, ayau untuk memanggil penonton untuk meyaksikan pertunjukan seni tari topeng tersebut. 

 Sedangkan sesi kedua, dilakuakan salam pembukaan, dalma salam pembukaan ini biasanya dilakukan oleh salah satu anggota pertunjukan untuk menyapa penonton dan menceritakan synopsis ceritanya yang akan dibawakan. Selain itu, untuk sesi ketiga, dilakukan proses sesajen, yaitu salah satu ritual yang dilakukan agar pemain dan penonton diberi keselamatan agar pertunjukan bisa berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan yang bisa menghalangi prosesi tari topeng malangan tersebut. 

 Dan yang terakhir dan yang paling di tunggu – tunggu adalah inti acara yaitu pertunjukan tari topeng malangan itu sendiri. Dalam pertunjukan ini akan dibawakan sesuai denagn synopsis yang sudah dibacakan oleh pengisis acara sebelum acara inti tersebut berlangsung. 

 Itulah ulasan singkat mengenai tari topeng malangan yang bisa penulsi sajiakn buat anda ya sobat. Semoga ulasan singkat diatas bisa bermanfaat buat anda semua. Salam hangat, salam budaya selalu.