Senin, 06 Januari 2020

Seni Tari Topeng Betawi





 Tari Topeng Betawi adalah tarian yang dibawakan saat pementasan teater rakyat Topeng Betawi, seni pertunjukan tradisional yang terdiri dari tari, musik, nyanyi, bebodoran (lawak), dan lakon (drama). Kesenian ini berkembang di wilayah komunitas Betawi Pinggir (Betawi Ora), mengangkat kehidupan masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk gerak tari dan lakon. Tema pementasan Topeng Betawi mempengaruhi gerakan tarian karena tari Topeng Betawi sifatnya teatrikal, dimana dalam gerakan tari mengandung pesan yang hendak disampaikan. Tari Topeng Betawi awalnya di pentaskan secara berkeliling oleh para seniman. Mereka biasanya di undang sebagai pengisi hiburan dalam acara pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya. Masyarakat Betawi dahulu mempercayai bahwa tarian Topeng Betawi bisa menjauhkan diri dari mara bahaya atau petaka. Namun seiring perubahan jaman kepercayaan itu mulai luntur, dan tari Topeng Betawi hanya berfungsi sebagai hiburan semata dalam hajatan atau acara adat lainnya.

 Pentas Topeng Betawi saat ini terbagi menjadi beberapa segmen, diawali dengan permainan musik instrumentalia yang disebut “tetalu”. Setelah tetalu berakhir, tampil para penari Kangaji yaitu tarian dasar atau tarian pembelajaran bagi anak-anak yang ingin belajar tari Topeng Betawi. Usai tari Kangaji, seiring lagu langgam sari, muncul seorang penari perempuan yang disebut “ronggeng” topeng membawakan tarian Topeng Tunggal. Urutan berikutnya adalah Lipet Gandes yang merupakan kombinasi tari dan lawakan, karena setelah tarian selesai muncul seorang “bodor” atau pelawak yang mengajak si penari berdialog dan belajar menari dengan gaya yang lucu. Setelah tari Lipet Gandes selesai langsung disambung tari Enjot-enjotan yang dibawakan secara berpasangan perempuan dan laki-laki. Lagu-lagu pengiring tarian di antaranya ailo, enjot-enjotan, dan lipet gandes, yang kebanyakan berirama Sunda. Setelah tari Enjot-enjotan pertunjukan diakhiri dengan segmen lawakan yang ceritanya sederhana dalam durasi yang lebih singkat hingga pementasan topeng Betawi tidak berlangsung semalam suntuk seperti dahulu.

 Gerakan Tari Topeng mengandalkan gerak tangan, pinggul, dan ketahanan kaki. Para penari menurunkan badan mereka sehingga ketahanan kaki sangat diperlukan. Tangan pun harus lentur dan luwes karena gerakan-gerakannya selalu menyertakan gerakan atau putaran pada bagian tangan mereka. Gerakan pinggul yang sedikit erotik seakan menggoda para penonton untuk berteriak. Respon meriah dari penonton hanya didapat jika para penarinya piawai dalam membawakan tarian. Tidak mudah untuk menjadi seorang penari topeng dalam pentas Topeng Betawi. Setiap penari Topeng tanpa kecuali harus memiliki tiga syarat untuk dapat membawakan tari Topeng dengan baik, yaitu :
  1.   Gandes, artinya lemah gemulai, 
  2.  Ajer, artinya ceria atau riang, maksudnya apapun yang terjadi sang ronggeng tidak boleh   terlihat sedih atau murung, 
  3.  Penari harus bisa menari lepas, lincah tanpa beban.
 Kostum yang di gunakan penari Topeng Betawi tergantung pada tema yang akan dipentaskan, namun tidak lepas dari busana khas Betawi. Penari lelaki biasanya menggunakan pakaian hitam, kaos oblong, celana panjang, sarung, dan dilengkapi peci atau ikat kepala. Penari perempuan menggunakan kebaya dan kain batik Betawi yang di lengkapi dengan penutup dada (toka-toka), ikat pinggang logam (pending) untuk mengaitkan selendang (kewer), penutup perut (amprang), dan penutup panggul (andong). Bagian kepala memakai penutup kepala warna-warni yang biasa di sebut dengan kembang topeng. Penari Lipet Gandes dilengkapi kipas besar untuk menutupi wajah saat berdialog dengan “bodor” (pelawak) atau saat menyanyi. Penari Topeng Tunggal dilengkapi tiga buah topeng yang akan dikenakannya saat menari, dengan cara menggigit pegangan topeng di bagian belakang agar topeng menempel di wajah.

 Seiring perkembangan waktu, tari Topeng khas Betawi memiliki banyak variasi, dan bisa dibawakan lepas dari pertunjukan Topeng Betawi. Setelah tari Topeng Tunggal, lahir tari-tarian yang masuk ke dalam rumpun tari Topeng lainnya, tetapi meskipun masuk kedalam rumpun tari Topeng, hanya tari Topeng Tunggal yang menggunakan properti topeng atau kedok dalam penyajian tariannya. Beberapa variasi tari Topeng Betawi antara lain Lipet Gandes, Topeng Tunggal, Enjot-enjotan, Gegot, Topeng Cantik, Topeng Putri, Topeng Ekspresi, dan Kang Aji. Sementara tari kreasi baru yang mendapat inspirasi dari tari Topeng antara lain Ngarojeng, Doger Amprok, Gitek Balen, Kembang Lambang Sari, Nandak Ganjen, dan Topeng Sengget.

0 komentar:

Posting Komentar